Tanaman adalah makhluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat dan memproduksi makanannya sendiri. Tanaman memiliki banyak manfaatnya, dari akar, batang, hingga ujung daun. Berikut ini beberapa peranan tanaman dalam kehidupan kita sehari-hari.
1. Sebagai penyedia oksigen
Dengan bantuan sinar matahari, makanan tanaman diproduksi sendiri menggunakan unsur-unsur anorganik yang terdapat di tempat sekitar mereka hidup. Proses ini disebut fotosintesis dan dilakukan oleh semua jenis tanaman. Sifat tanaman ini disebut autotrof, dan karena sifat inilah tanaman selalu ditempatkan di tempat pertama di setiap rantai makanan makhluk hidup.
Pada tanaman proses fotosintesis dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi. Proses ini adalah proses biokimia yang dilakukan oleh jenis lumut dan bakteri untuk memproduksi makanan. Dengan menggunakan cahaya matahari inilah tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-unsur mineral dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan dilindungi oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula disini disimpan tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen yang dihasilkan dan dapat dinikmati oleh semua makhluk hidup.
2. Sebagai penghasil bahan pangan
Tanaman saat ini menjadi salah satu penyedia bahan makanan bagi manusia, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung tanaman menyediakan bahan makanan pokok seperti gandum, beras, dan jagung serta berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang penting untuk nutrisi manusia serta budidaya lainnya seperti kopi, teh, gula, bir, alkohol, dan lain-lain. Selain itu tanaman juga menjadi bahan olahan untuk produk lain seperti mentega, minyak goreng, susu kedelai dan yang lainnya.
3. Sebagai penghasil bahan sandang dan industri
Sebagai produk yang bukan makanan, tanaman menghasilkan kayu yang berguna bagi bangunan, kertas, perabot, dan sebagainya, juga sebagai bahan pembuat kain. Tanaman juga menjadi bahan utama kebutuhan rumah tangga dan kecantikan serta menjadi bahan utama pembuatan karet, plastik, permen karet dan bahan kimia organik yang digunakan untuk ilmu pengetahuan dan percobaan.
4. Sebagai penghasil bahan bakar
Hasil tanaman dari jaman purba juga bermanfaat untuk bahan bakar yaitu batu bara. Selain itu kayu-kayu yang telah kering juga dapat digunakan sebagai bahan bakar.
5. Sebagai penghasil bahan obat
Untuk dunia kedokteran tanaman menghasilkan aspirin, morfin, quinine, dan sebagainya, serta produk herbal non kimiawi seperti ginseng, temulawak, kunyit, jahe, yang digunakan untuk pengobatan tradisional.
6. Sebagai sarana keindahan dan kenyamanan
Sebagai penggunaan estetika, banyak sekali jenis tanaman yang beredar sebagai tanaman hias. Tanaman ini dipelihara oleh berbagai pecinta tanaman baik untuk sekedar menghiasi tempat tinggal mereka ataupun untuk meneduhkan lingkungan, mendinginkan temperatur, mengurangi hembusan angin, mengurangi kebisingan, menambah privasi dan melindungi tanah dari erosi.
7. Sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan budaya
Tanaman juga berguna sebagai pendukung ilmu pengetahuan, dunia kedokteran dan berbagai kebudayaan dunia. Seperti kita tahu bahwa para ahli arkeolog dapat mengidentifikasi usia fosil dan dunia kedokteran tertolong dengan ditemukannya obat bius dari morfin dan kokain.
8. Tanaman juga banyak dipakai sebagai lambang beberapa negara dan kelompok-kelompok tertentu.
Ketersediaan pangan di masyarakat primitif, sangat tergantung pada hasil pengumpulan atau hasil perburuhan. Untuk mengatasi ketergantungan tersebut, dengan penciptaan suatu rentetan teknologi yang berhubungan-hubungan dan kompleks. Hubungan tersebut mencakup hubungan antara tanaman-tanaman pertanian dan ternak, sehingga terwujudlah perkembangan pertanian.
Perkembangan pertanian secara lambat laun membawa keberuntungan dan surplus pangan yang meyakinkan. Perkembangan pertanian merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dari segala sesuatu dalam bidang pertanian yang berhubungan erat dengan perkembangan dari setiap kondisi masyarakat.
Setiap tanaman yang dikenal sekarang praktis telah dikembangkan pada jaman prasejarah. Pengembangan tersebut dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Penjinakan, yaitu dengan membawa beberapa spesies liar ke dalam budidaya atau pengelolaannya.
2. Seleksi, yaitu penangkaran yang berbeda-beda dari spesies yang bersangkutan.
Seleksi kadang-kadang mengakibatkan terciptanya tipe baru dari tanaman yang bersangkutan. Pemasukan spesies tanaman baru ke dalam lingkungannya yang baru merupakan suatu kejadian yang penting dalam perkembangan pertanian.
Berdasarkan tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan dan jenis tanaman yang diusahakan, terdapat beberapa sistem pertanian di Indonesia, yaitu :
1. Sistem Ladang
Sistem ladang merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini pada umumnya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang diusahakan umumnya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung, atau umbi-umbian.
2. Sistem Tegal/Pekarangan
Sistem tegal pekarangan berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini diusahakan orang setelah mereka menetap lama di wilayah itu, walaupun demikian tingkatan pengusahaannya rendah. Pengelolaan tegal pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, jarang ada yang menggunakan tenaga hewan. Tanaman-tanaman yang diusahakan terutama tanaman yang tahan kekeringan dan pohon-pohonan.
3. Sistem Sawah
Sistem sawah merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah.
4. Sistem Perkebunan
Sistem perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor. Dimulai dengan bahan-bahan ekspor seperti karet, kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama, sampai sekarang sistem perkebunan berkembang dengan manajemen yang industri pertanian. Selain itu juga terdapat tanaman hortikultura seperti sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan obat.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar